Selasa, 28 Agustus 2012

Back To The Past (Ivonne Yin-Yin)


Ayah , Ibu Maafkan Aku …

Aku benci saat melihat Ayah berlagak baik padaku dihadapan Ibu.Saat Ibu tak ada,ia sangat kasar padaku.Jangankan untuk memeluknya,menatap matanya pun aku enggan.Lebih baik melihat tumpukan sampah daripada wajahnya.Kalau boleh membandingkan,hatinya dan sampah pun,mungkin lebih busuk hatinya.Sebenarnya,aku juga tak mau menjelek-jelekannya.Tapi,kebencian telah merasuki jiwaku.Tak ada kata maaf dan perasaan cinta untuknya.
            Tapi semuanya sudah terlambat.Semua sudah terjadi dan tak bisa terulang lagi.Tiba-tiba pandanganku menjadi kabur.Kepalaku berat dan … Gelap.
            PLAK!
                “Aww  ..” Aku meringis menahan tamparan Ayah.Apa ini?Bukankah Ayah sudah … Astaga!Apa yang sedang terjadi?Kejadian ini seperti pernah aku lalui.Yaampun,seperti .. déjà vu
            “Sudah kubilang,jangan pernah mengadu apapun pada Ibumu!” Tatapannya yang bengis melekat menatapku tajam.
            Aku hanya diam saja.Karna seingatku,kalau aku berteriak atau melawannya,dia akan membunuhku.
            “Kenapa kau diam saja?” Tanyanya sambil mencekik leherku.
            “A-au-ta-ma-su-tu-ya” Aku tak bisa berbicara dengan normal.Nafasku cekat karna dicekik oleh Ayah.Mungkin ia menyadarinya dan memperlonggar cekikannya.Dia menatapku tajam seolah itu isyarat agar aku mengulang kembali pembicaraan tadi.
            “Aku tak bermaksud mengadu pada Ibu.Aku sedang berbicara dengan tembok kamarku untuk melampiaskan kekesalanku padamu karna kau selalu menyiksaku.Aku tak tau dan sama sekali tak menyadari kalau ternyata Ibu lewat depan kamarku dan mendengar semuanya.Sungguh.Percayalah padaku.” Kataku sambil menunduk ketakutan.
            Dia memperhatikanku untuk beberapa saat.Entah apa yang dilihatnya.Beberapa detik kemudian ia memegang daguku dan berkata, “ Jangan menunduk,anak manis.Angkat wajahmu.Perlihatkan wajah cantikmu pada Ayahmu ini.”
            Tak tau ada angin apa yang membuat dia berbaik hati padaku.Tak seperti biasanya dia begini.Aku pun mengangkat wajahku dan ..
            BUK !
            Sejurus kemudian,sebuah pukulan mendarat diwajahku.
            “Kau sudah gila,ya?Berbicara pada tembok?” Katanya.
            “Itu jauh lebih baik di banding aku mengadu pada Ibu!” Kataku setengah berteriak.
            Kejadian saat ini sedikit berbeda dengan yang pernah aku alami.Mungkin karna tadi aku tak menjawab pertanyaannya dan alur kejadiannya jadi berbeda.
            Dari arah lain,aku melihat Ibu sedang mengintip dibalik tembok.Sepertinya Ayah menyadari kedatangan Ibu.Dengan segera,Ayah segera merangkulku.(Berpura-pura) sayang dan ramah padaku.Tapi,sepertinya Ibu sudah mengetahui semuanya.
            “Tak usah berpura-pura baik pada putriku!Aku sudah tau semuanya dan aku terlalu bodoh karna membiarkan putriku disakiti oleh laki-laki biadab sepertimu!Ayah kandungnya sendiri!” Ibu kelihatan sangat emosi.Kulihat bendungan air dimatanya.
            “Hahaha!Kau memang perempuan bodoh,Elma.Lebih baik,kau dan putrimu enyah dari hadapanku secepatnya!”
            Selagi Ayah dan Ibu beradu mulut,aku berlari kedapur untuk mengambil sesuatu yang bisa kugunakan untuk menghabisi lelaki brengsek itu.
Dulu,Ibuku meninggal karna di bunuh oleh Ayahku sendiri.Aku lalu memeluk Ibu.Sepertinya lelaki itu kurang puas dan ingin membunuhku juga.Saat itu aku merasa sangat ketakutan.Jiwa Ibuku sudah tenang diSurga.Sedangkan aku masih merana disini.Menunggu ajalku datang dengan memeluk jasad ibu yang ada disampingku saat itu.
“Sekarang saatnya kau menyusul perempuan bodoh itu!Hahaha!” katanya sambil maju mendekatiku.
“Hentikan perbuatan bodohmu,Ayah!Tak seharusnya kau berbuat seperti ini!Apa salahku dan Ibu?Kami tak pernah membuatmu marah dan kecewa!Apa ini balasanmu pada kami?” Aku pun menangis sambil memeluk jasad Ibu.
“Kalian berdua memang perempuan Bodoh.Tak menyadari kesalahan sendiri.” Dia pun mulai maju lagi mendekatiku.Saat jarak kami kurang lebih hanya setengah meter,aku merebut pisau digenggamannya.
“Hey!Apa yang akan kau lakukan,bodoh?Kembalikan pisau itu,kalau tidak akan kubunuh kau!” Katanya geram.
“Haha.Untuk apa aku mengembalikannya?Sama saja pada akhirnya aku akan mati.Lebih baik aku menusuk diriku sendiri daripada tangan kotormu yang melakukannya.Ingat,pada suatu saat,kau akan mendapat ganjaran dari apa yang kau perbuat.” Itu pesan terakhirku.Aku pun menusuk perutku.Aku sulit bernafas dan semuanya gelap.
Aku pun segera berlari ketempat Ayah dan Ibu beradu mulut tadi.
“Sepertinya bukan aku dan Ibu yang enyah.Tapi KAU!” Aku lalu menusuk dadanya dengan pisau.Tepat dijantungnya.Darah segar terciprat ke wajahku.
Ibu yang sedari tadi melihatku tak bisa berkata apa-apa lagi.Dia tak percaya kalau putrid kesayangannya bisa berbuat senekad itu.
Aku pun mencoba untuk mendekatinya.Mencoba menggenggam tangannya,memeluknya dan berkata “Tenang,bu.Semuanya sudah berakhir.”
Tapi semua salah.Ibu tak mau menyentuhku.Aku terus maju mendekati Ibu tapi dia malah mundur.Aku mencoba untuk maju tapi ..
“STOP!” katanya , “Jangan mendekat!”
Aku pun berhenti.
“Ibu kenapa?Aku tak akan menyakiti Ibu.Peluk aku,Ibu”
“Kau bukan putriku!Putriku tak mungkin jahat seperti ini!” Dia melihat kesampingnya.Ada telefon.Lalu dia mengangkat gagangnya dan menelfon seseorang.
“Tapi,bu.Ini semua demi Ibu!Ibu tau kan bagaimana busukknya dia?”
“Iya ibu tau,tapi …”
Tuitt … Tuitt .. Tuitt
Klakson mobil pun berbunyi.Aku dan Ibu pun memalingkan wajah ke asal suara tersebut.
“Astaga,ibu!Ibu ingin membuangku ketempat terkutuk itu?Tolong,bu.Jangan”
Ibu tidak menggubrisku.Pengurus rumah sakit jiwa dan polisi masuk kerumahku.Aku diseret paksa untuk masuk kedalam mobil.
“Ibu .. tolong aku!”
Polisi segera membawa Ibu untuk dimintai keterangan dan juga membawa jasad Ayah untuk di otopsi.
“Uhh .. dimana ini?” Saat aku membuka mata,bau obat-obatan khas rumah sakit langsung tercium.
“Permisi,Elen.Ini makan malammu.” Kata suster sambil meletakkan makan malamku dimeja.Suster itu pun keluar.Aku pun duduk.Memejamkan mataku dan mengingat semua.Kenapa aku terbawa pada masa lalu lagi?Dan betapa bodohnya aku merubah jalan cerita ini.Tapi kalau tidak,Ibu akan mati.Terimakasih,tuhan.Kau memberikanku kesempatan untuk menyelamatkan Ibuku.
Aku membuka mataku.Melirik kearah meja tadi.Ada sebuah garpu disana.Aku pun mengambilnya.Tuhan,percuma aku hidup.Tak ada gunanya lagi.Biarkan aku tenang disisi-Mu.Bawa aku kedekapanmu.Ibu sudah tak sayang denganku.Izinkan aku bersama-Mu.
“Selamat tinggal,dunia.” Aku pun menancapkan garpu didada kiriku.Tepat dijantungku.

Biarlah darah ini menjadi saksi bisu pahitnya hidupku …

19 komentar:

  1. ihh ceritanya sereem..
    Horror banget..

    BalasHapus
  2. waduh semoga abis itu cepet ditolong dokter ya biar selamat

    BalasHapus
  3. cakep...lbh cakep lg klo msk directory nih..biar tmbh ciamik..di alexa rank msh krng bnyk..keep on blogging :)

    BalasHapus
  4. gwe jadi tersentuh nihh, mau minta maaf sama ortu lagi ahh, biar pahalanya double

    BalasHapus
  5. wah menyedihkan banget ceritanya sob, seperti yg di film2.

    BalasHapus
  6. bagus, menyedihkan :''( jadi inget city hunter :'( Leeminhoookuuu #eh-_-v

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi ingat park min young :(
      makin nggak nyambung...haha

      Hapus
  7. kalo gue gitu gimana yak (O.O)

    BalasHapus
  8. ya ampun ceritanya serem deh, tapi keren ko :)
    lanjutkan ceritamu hhaa

    BalasHapus
  9. nice post :)
    ditunggu kunjungan baliknya yaah ,

    BalasHapus
  10. Alurnya keren kak :3 keep writing :D ditunggu cerita selanjutnya

    BalasHapus
  11. Aku terharu membacanya!! :'( Yaawdaah Keren kok!

    BalasHapus
  12. Semoga sosok ayah seperti itu, gak ada lagi di era modern ini :))

    BalasHapus

Udah baca? Komen ya :D